Analisis Pengembangan Ruang Terbuka Hijau Kota Balikpapan Dengan Permodelan Spatial Multi Criteria Analysis (SMCA)

Penulis

  • rusdiana Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut Teknologi Kalimantan
  • Arief Hidayat Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut Teknologi Kalimantan
  • Umar Mustofa Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut Teknologi Kalimantan
  • Dwinsani Pratiwi Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut Teknologi Kalimantan

DOI:

https://doi.org/10.35718/compact.v3i1.1161

Kata Kunci:

AHP, Potensi lahan RTH, SMCA, RUANG TERBUKA HIJAU

Abstrak

Peraturan Daerah Nomor 12 tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Balikpapan Tahun 2012-2032 dan Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau menegaskan bahwa RTH publik seharusnya sebesar 30% dari luas wilayah Kota atau kawasan perkotaan, dengan 20% RTH Publik dan 10% RTH Privat. Taman-taman kota yang dikelola oleh pemerintah Balikpapan hanya menempati 0,57% dari keseluruhan luas wilayah, yang mencapai 50.330 hektar. Dari data ini, terlihat bahwa target memiliki 20% taman kota, setara dengan 10.066 hektar, masih sangat jauh dari tercapai, maka diperlukakan Upaya untuk mencapai target tersebut. Maka dibutuhkannya sebuah kajian untuk dapat memenuhi kebutuhan RTH dari segi analisis lahan dalam menentukan lokasi mana saja yang memiliki potensi menjadi RTH di Kota Balikpapan, untuk dapat dikembangkan menjadi RTH di Kota Balikpapan. Metode yang digunakan yaitu permodelan Spatial Multi Criteria Analysis (SMCA). Salah satu teknik analisis spatial multi criteria analysis yang paling populer adalah AHP (Analytical Hierarchy Process), analisis AHP berdasarkan pada ahli pada instansi terkait. Terdapat 7 kriteria yang berpengaruh dalam menentukkan potensi ruang terbuka hijau di Kota Balikpapan, hasil permodelan dibagi menjadi empat kelas yaitu mulai dari sangat potensial, potensial, kurang potensial, sampai non potensial. Dari lahan potensial yang didapatkan, diharapkan dapat memenuhi kebutuhan RTH Kota Balikpapan berdasarkan ukuran wilayah dan populasi yang ada. Total luas lahan yang berpotensi untuk dapat dikembangkan menjadi RTH sebesar 88,25 ha

Referensi

Aryaguna, P. A., Gaffara, G. R., Sari, D. A. K., & Arianto, A. (2022). Green Open Space Priority Modelling Using GIS Analysis in West Jakarta. Indonesian Journal of Geography, 54(2). https://doi.org/10.22146/ijg.68184

Chandio, I. A., Matori, A.-N., Lawal, D. U., & Sabri, S. (2011). GIS- based Land Suitability Analysis Using AHP for Public Parks Planning in Larkana City. Modern Applied Science, 5(4), p177. https://doi.org/10.5539/mas.v5n4p177

Dewi, A. S. (2018). Analisis Perubahan Penggunaan Lahan dan Ruang Terbuka Hijau serta Arahan Pengembangannya di Kota Bandung Provinsi Jawa Barat. 26, 12. https://doi.org/10.14710/tataloka.26.2.77-88

Malczewski, J., & Rinner, C. (2015). Multicriteria Decision Analysis in Geographic Information Science. Springer Berlin Heidelberg. https://doi.org/10.1007/978-3-540-74757-4

Tanan, N. (t.t.). Fasilitas Pejalan Kaki. Desember 2011.

Unduhan

Diterbitkan

2024-06-24

Cara Mengutip

rusdiana, Hidayat, A., Mustofa, U., & Pratiwi, D. (2024). Analisis Pengembangan Ruang Terbuka Hijau Kota Balikpapan Dengan Permodelan Spatial Multi Criteria Analysis (SMCA). COMPACT: Spatial Development Journal, 3(1). https://doi.org/10.35718/compact.v3i1.1161

Terbitan

Bagian

Articles

Artikel paling banyak dibaca berdasarkan penulis yang sama

1 2 3 4 > >>