PENDAMPINGAN BUDIDAYA TANAMAN BIOFARMAKA DAN PENGEMASAN JAMU TRADISIONAL DI KELURAHAN MUARA RAPAK BALIKPAPAN

Authors

  • Diniar Mungil Kurniawati Program Studi Teknik Mesin, Institut Teknologi Kalimantan, Balikpapan
  • Illa Rizianiza Program Studi Teknik Mesin, Institut Teknologi Kalimantan, Balikpapan

DOI:

https://doi.org/10.35718/pikat.v3i1.673

Keywords:

Biofarmaka, Budidaya, Jamu, Kemasan, Pengolahan

Abstract

Jamu tradisional mulai sangat diminati oleh masyarakat semua kalangan semenjak munculnya pandemic Covid-19 yang melanda Indonesia pada awal tahun 2020. Jamu tradisional digunakan oleh masyarakat untuk menjaga imun tubuh agar tidak mudah terpapar virus Corona. Munculnya UMKM baru saat pandemic Covid-19 di Indonesia didominasi oleh usaha Jamu Tradisional yang diperjualbelikan secara online melalui media sosial pribadi. Tidak ketinggalan dengan tren tersebut, salah satu UMKM di Kelurahan Muara Rapak juga turut menjadi salah satu penjual Jamu Tradisional kemasan siap minum dalam botol plastik. Kemasan dan desain yang digunakan sekedarnya sehingga pasar hanya sebatas pada ruang lingkup pergaulan pemilik UMKM. Salah satu upaya untuk meningkatkan penjualan dan perluasan pasar maka dilakukan branding kemasan dan pelatihan pengemasan yang baik. Sebagai penunjang pasokan bahan baku olahan Jamu Tradisional seperti Jahe, Kunyit dan Bawang Tiwai dibudidayakan di tanah-tanah pekarangan rumah warga Kelurahan Muara Rapak Balikpapan. Tujuan budidaya tanaman Biofarmaka sebagai bahan baku utama pembuatan jamu tradisional di Kelurahan Muara Rapak untuk menekan biaya produksi khususnya harga bahan baku di pasar yang tinggi karena permintaan jamu yang tinggi dari masyarakat. Sedangkan pengemasan dilakukan sebagai branding dan perluasan pasar.

Downloads

Published

2022-06-29