Peningkatan Budaya Keselamatan Laboratorium Terpadu Kampus X
DOI:
https://doi.org/10.35718/jinseng.v1i2.796Keywords:
Budaya Keselamatan, Aspek Psikologis, Aspek Perilaku, Aspek Situasional, Laboratorium TerpaduAbstract
Tidak hanya pada industri besar, budaya keselamatan kerja juga perlu diterapkan pada berbagai sektor lain, seperti lingkungan instansi pendidikan, yang mana mempunyai karyawan lebih dari 100 orang namun jarang menjadi perhatian. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menunjukkan budaya apa dulu yang harus diperkuat sebelum mencapai budaya keselamatan yang diinginkan. Metode penelitian yang digunakan adalah penyebaran kuesioner serta wawancara. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner model budaya keselamatan yang dikembangkan dari konsep Cooper dan Guldenmund yang meliputi tiga aspek yaitu aspek psikologis, aspek perilaku, serta aspek situasional dan menggunakan opini satu orang ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja di laboratorium terpadu. Kemudian menggunakan strategi prioritas yang akan menunjukkan tingkat kepentingan dari setiap aspek dengan pendekatan AHP (Analytic Hierarchy Process). Penelitian ini menghasilkan beberapa rumusan terkait penerapan budaya keselamatan kerja di instansi pendidikan harus memprioritaskan secara berurutan mulai dari aspek perilaku, situasi dan psikologis serta strategi utama dimulai dari komitmen pengelola instansi tersebut.