PELATIHAN PEMBIBITAN JAMUR TIRAM DAN METODE PEMASARAN DI KELURAHAN BARU ULU

Authors

  • Fikan Mubarok Rohimsyah Institut Teknologi Kalimantan
  • Ade Wahyu Yusariarta Putra Parmita Institut Teknologi Kalimantan
  • Rifqi Aulia Tanjung Institut Teknologi Kalimantan
  • Alfredo Simatupang Institut Teknologi Kalimantan
  • Iqlima Nur Hasanah Institut Teknologi Kalimantan
  • M. Rafli Safutra Institut Teknologi Kalimantan
  • Wahyudi Krismanto Institut Teknologi Kalimantan
  • Rachma Rochayati K Institut Teknologi Kalimantan
  • Ryan Nanda Institut Teknologi Kalimantan
  • Anang Asyrofi Institut Teknologi Kalimantan

Keywords:

Jamur tiram, Pelatihan, Pemasaran, Pembibitan

Abstract

Jamur tiram merupakan jenis jamur kayu yang awalnya tumbuh secara alami pada batang pohon yang telah mengalami pelapukan, umumnya mudah di jumpai di daerah hutan. Namun seiring perkembangan teknologi modern, pemanfaatan bahan media tanam dari serbuk kayu (gergajian), jerami padi dan vitamin digunakan menggantikan proses alami pelapukan kayu. Budidaya jamur tiram di Indonesia baru mulai dirintis sejak tahun 1988 dan mulai dilirik untuk dibudidayakan secara besar-besaran. Hal tersebut karena untuk menjalankan budidaya jamur tiram tidak membutuhkan lahan yang luas, waktu panennya singkat, dan benih jamur mudah didapat dengan harga terjangkau. Di kawasan Gunung Bugis atau kelurahan Baru Ulu terdapat dua segmentasi warga yaitu warga yang tidak memiliki pengetahuan tentang budidaya jamur tiram dan warga yang sudah mengenal budidaya jamur tiram tetapi hanya membeli baglog kemudian merawat jamur dan kebingungan memasarkan produknya. Berdasarkan fakta tersebut, maka ITK yang diwakili oleh kelompok KKN 11 bekerja sama dengan Pemerintah kelurahan Baru ulu mengakomodasi kebutuhan masyarakat mengenai budidaya jamur tiram melalui pelatihan pembibitan jamur tiram disertai dengan metode pemasarannya. Kegiatan dimulai dari pengenalan disertai pre-test kuesioner untuk mengetahui tentang pemahaman awal warga terhadap budidaya jamur, pemaparan teknik pembuatan baglog dan metode pemasaran pasca pemanenan, dilanjutkan dengan tanya jawab serta post-test sebagai indikator peningkatan pemahaman warga. Hasilnya didapatkan bahwa pemahaman warga mengenai jamur tiram meningkat dari hasil pretest 67% menjadi 90%.

Downloads

Published

2021-11-08

How to Cite

Fikan Mubarok Rohimsyah, Ade Wahyu Yusariarta Putra Parmita, Rifqi Aulia Tanjung, Alfredo Simatupang, Iqlima Nur Hasanah, M. Rafli Safutra, Wahyudi Krismanto, Rachma Rochayati K, Ryan Nanda, & Anang Asyrofi. (2021). PELATIHAN PEMBIBITAN JAMUR TIRAM DAN METODE PEMASARAN DI KELURAHAN BARU ULU. Seminar Nasional Pengabdian Kepada Masyarakat (SEPAKAT), 2(1). Retrieved from https://journal.itk.ac.id/index.php/sepakat/article/view/502

Issue

Section

Articles